Langsung ke konten utama

Kesalahan yang menarik untuk diulang

Jangan bertanya tentang bagaimana hubunganku dengan dia sekarang, itu adalah pertanyaan retorik.
Masih sama,
Terombang ambing tanpa kejelasan, terombang ambing tanpa kepastian.
Seperti Kapal Phinisi tanpa nahkoda dan awak kapal, hilang arah.
Sempat aku pergi untuk dicari, sempat aku menghilang agar kau kembali menyuruhku pulang
Namun,
Nihil, bodoh memang.
Tepat sebulan kamu tidak ada kabar, tepat sebulan juga aku menahan rindu, tentunya rindu sendirian.
Terkadang angan membawaku bernostalgia dengan chat-chat dan perlakuan manis yang kamu berikan enam bulan yang lalu.
Apakah kamu masih ingat?
Panggilan-panggilan yang kamu berikan kepadaku dulu, panggilan konyol yang membuatku tergelitik sampai sekarang.
Gambar lucu-lucu yang kamu berikan kepadaku untuk sekedar memenuhi galleryku, gambar tidak penting yang kamu bidik dan kirim untuk sekedar memberi tahu kabarmu.
Ucapan selamat malam, dan ‘aku nuggu chatmu’ ‘sayang’ ‘my sweethardworking martabak manis’ ‘aku khawatir sama kamu, nis’
Ingatkah?
Menghabiskan malam  di Sansiro sekedar mencari WiFi untuk menelfonku, bicara nglantur sana-sini. Kamu dengan sabar mendengarkan curhatanku, yang bisa dikatakan panjang x lebar x tinggi, tidak bermutu x tidak seru. Lalu, kamu menanggapinya dengan kata-kata intelek yang bahkan sulit untuk ku pahami.
Kesalahan yang menarik untuk diulang adalah, kembali menyapamu
Kesalahan yang menarik untuk diulang adalah, kembali menginginkanmu
Kesalahan yang menarik untuk diulang adalah, kembali tenggelam dalam angan
Tentunya, tentangmu
Kesalahan terbesar yang menarik untuk diulang adalah, kembali meminta kamu untuk menjadi yang dulu.
Jawaban yang aku dapati sekarang hanyalah ‘aku baik baik aja’.
Maaf aku mengganggumu, ‘ngga kamu ngga ganggu’
Kamu sedang tidak memakai operator esia yang setiap karakter kena bayar kan?
Balasanmu kurang singkat J
Ya....
Aku tidur terlalu pulas, aku main terlalu jauh, aku terlalu asik berenang sampai pada akhirnya aku lupa pada daratan.
Aku baru sadar, bahwa ternyata
Aku hanya mengagumimu.
Aku hanya hiasan di memorimu yang dulu,
Yang sudah kamu hapus secara permanen dari otakmu.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana....

Rasanya akhir-akhir ini pikiran saya semakin random.... bagaimana orang bisa tidak peduli ketika temannya sendiri sedang terkena musibah? bagaimana orang bisa melupakan kebaikan orang lain setelah orang itu melakukan kesalahan? bagaimana orang bisa meng-underestimate orang lain? bagaimana orang bisa tidak peduli dengan kewajiban yang seharusnya dikerjakan? bagaimana orang bisa ilang-ilangan ketika ada tugas kelompok? bagaimana orang bisa apatis dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar? bagaimana orang bisa pura-pura baik di depan orang lain padahal sebenarnya orang itu sedang tidak baik-baik saja? bagaimana orang bisa tidak terlalu percaya kepada orang lain? bagaimana orang bisa kuliah pulang - kuliah pulang? bagaimana orang bisa betah tidak mengikuti kegiatan apapun di kampus? bagaimana orang bisa tidak peka kepada keadaan sekitar yang sedang tidak baik-baik saja? dan bagaimana kapan saya bisa seperti pertanyaan-pertanyaan yang saya lontarkan diatas?

Waktu Indonesia Bagian Random

Setelah beberapa lama aku vakum di dunia per-galau-an, akhirnya aku memutuskan untuk kembali menuangkan apa yang aku rasakan ke dalam sebuah tulisan Aku, iya aku masih seperti biasa, dengan pribadi yang overthinking, super panik, dan sedikit pribadi yang baru. Mungkin hal ini muncul ketika aku sudah resmi ‘tidak’ dengan yang dulu lagi. All is over, doi sedang abroad ke Belanda hehe Yeah, beberapa bulan ini ada yang berbeda dari diriku. Benar, ada sosok baru yang mulai masuk ke dalam hidupku. Sosok itu sangat berbeda bahkan sangat berlawanan dengan sosok yang dahulu hampir setahun mewarnai blog ini, hari-hariku, semua tangis bombay ku (alay) Dia adalah makhluk yang Allah kirimkan, hampir sesuai dengan semua doa-doa yang selalu ku panjatkan. Sebuah keajaiban, atau hanya sebuah kebetulan? Dia tidak pernah menyebutnya dengan kebetulan, karena baginya semua sudah di gariskan oleh Tuhan beriringan dengan segala alasan. Dia seperti pena yang selalu menggoreskan daksa-daksa i...